YOGYAKARTA — Gerakan Pramuka itu adaptif, sesuai dengan lambangnya, Tunas Kelapa yang bisa tumbuh di mana saja. Hal ini juga diimplementasikan dalam kegiatan kepramukaan yang dilakukan.
Pernyataan tersebut menjadi pembuka program Sapa Jogja, live talkshow di TVRI Yogyakarta edisi Kamis, 7 Juli 2022 dengan narasumber Kak drh. Sri Budoyo, Sekretaris I Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY).
“Kegiatan yang dilakukan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Masa pandemi kemarin dengan mengoptimalkan teknologi,” ujar Kak drh. Sri Budoyo.
Untuk mengimbangi kemampuan peserta didik dalam mengenal perkembangan teknologi, menurut Kak Sri Budoyo, anggota dewasa dalam hal ini pembina/pelatih di Kwarda DIY juga dibekali dengan pelatihan atau kemampuan-kemampuan terkait hal tersebut.
Kak Sri Budoyo menilai bahwa tantangan dalam menghadapi era digital ini salah satunya adalah bagaimana kita sebagai penyelenggara kegiatan untuk mampu menyediakan dan mendukung dengan peralatan ataupun media yang sesuai kondisi.
“Salah satu tantangan dalam era digital adalah kegiatan yang dilakukan harus kreatif dan inovatif,” terangnya.
Meski di masa pandemi, lanjut Kak Sri Budoyo, kegiatan-kegiatan tetap dilakukan seperti pembejaran tali temali yang merupakan teknik kepramukaan di penggalang. Hal itu untuk mengasah keterampilan peserta didik dan bekal untuk bermasyarakat nantinya.
Terkait debgan bentuk-bentuk kegiatan kepramukaan, Kak Sri Budoyo menjelaskan bahwa saat ini sudah disesuaikan dengan perkembangan zaman. Jika dulu kita menggunakan peta kompas untuk membuat peta perjalanan, saat ini kita bisa menggunakan gadget untuk mempelajari peta, memahami fotografi, dan berbagai macam hal lainnya.
Dalam upaya berinteraksi dengan masyarakat di masa pandemi COVID-19, kegiatan kepramukaan juga membantu lingkungan, mengingatkan untuk tetap menjaga protokol kesehatan, serta mendistribusikan logistik atau bantuan kepada mereka yang terdampak.
Sementara itu untuk peningkatan softskill melalui Gerakan Pramuka, menurutnya pihak sekolah sudah memberikan banyak peluang dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler wajib. Hal ini agar siswa mendapatkan kelengkapan pengetahuan tidak hanya di sekolah, tapi secara langsung di lingkungannya.
“Dari sisi guru, materi bisa dimunculkan dalam kehidupan sehari-hari. Peran guru dan pembina untuk berkolaborasi, mensinergikan kegiatan kepramukaan,” imbuhnya.
Terkait ketugasan di kepengurusan Kwarda DIY, Kak Sri Budoyo sebagai Sekretaris Kwarda DIY menjelaskan bahwa tugasnya adalah memberikan pelayanan di sekretariat. Hal itu menurutnya merupakan satu hal yang sangat penting, karena memberikan layanan kebutuhan administrasi/operasional di Kwarda, Kwarcab, sampai Gugusdepan.
Sebagaimana diketahui, bahwa hingga 14 Juli 2022 mendatang, Kwarda DIY melalui pimpinan dan beberapa andalan mendapatkan kesempatan untuk menjadi narasumber, mengisi Sapa Jogja di TVRI Yogyakarta. (cst)