YOGYAKARTA — Melalui Siaran Kawruh di RRI Pro 4 Yogyakarta yang merupakan salah satu media kolaborasi Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY), Kak Sarjita dan Kak Murjilah berbagi cerita tentang pengelolaan program Ticket to Life Pasukan Sultan Agung, Kamis, 17 April 2025.
Kak Sarjita, S.M., Leader Ticket to Life Pasukan Sultan Agung Kwarda DIY mengawali mengawali siaran dengan menyampaikan terimakasih kepada jajaran pimpinan Kwarda DIY atas dukungan terhadap pelaksanaan program Ticket to Life di Yogyakarta selama ini.
Pihaknya juga menyampaikan apresiasi kepada Ketua Majelis Pembimbing Gugusdepan SLB Negeri 2 Bantul, Kak Astuti Hermawati, M.Pd. yang merelakan tempat, waktu dan siswanya untuk melaksanakan kegiatan Ticket to Life.
Dijelaskan bahwa pembentukan Ticket to Life Pasukan Sultan Agung Yogyakarta diawali sejak tahun 2021, tepatnya pada tanggal 13 sampai 16 April, Kak Sarjita, Kak Murjilah, bersama Kak Idi Setiyobroto mewakili Kwarda DIY mengikuti webinar APR Ticket to Life.
Kemudian pada 9 hingga 12 November 2021, mengikuti Bimbingan Teknis Penyusunan Program Latihan Ticket To Life Tingkat Nasional 2021. Bimtek ini sebuah program yang menindaklanjuti National Ticket To Life Webinar yang dilaksanakan sebelumnya.
Satu tahun berikutnya, untuk memperkuat dan mempertajam pelaksanaan program, Kak Sarjita juga terlibat dalam APR Workshop Ticket to Life di Yogyakarta. Dari hasil workshop ini diharuskan setiap Kwarda membentuk Pasukan TTL paling lambat akhir tahun 2022 atau awal 2023.

Dengan komitmen bersama, Kak Sarjita bersama Kak Murjilah dan tim terkait mendirikan Ticket to Life di wilayah Kwarda DIY pada akhir Desember 2022. Dilanjutkan pada 6 Januari 2023 melakukan konsolidasi dengan pangkalan SLBN 2 Bantul.
“Latihan perdana pada tanggal 13 Januari 2023 hingga sekarang masih berlangsung,” ujar Kak Sarjita.
Dilanjutkan oleh Kak Murjilah, menjelaskan bahwa Ticket to Life merupakan proyek unggulan Organisasi Gerakan Pramuka Dunia (WOSM) Wilayah Asia-Pasifik (APR).
“Sebuah program yang fokus ingin mengangkat harkat dan martabat anak-anak dari keluarga miskin dan dari keluarga bermasalah dengan cara merangkul dan mengajak mereka bergabung mengikuti pendidikan non formal kepanduan/ kepramukaan,” terangnya.
Ticket to Life mengintegrasikan anak-anak remaja dan kaum muda yang menghadapi situasi sangat sulit ke dalam masyarakat melalui Pramuka, sehingga mereka dapat memiliki masa depan yang lebih cerah dan menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab.
Dengan menggunakan kegiatan Pramuka, kegiatan ini memberikan kesempatan lebih besar kepada sasaran target yaitu 9 kluster yaitu anak-anak jalanan, pengungsi, pengungsi internal, korban konflik dan bencana, dan kelompok rentan lainnya.
“Dimulai pada tahun 2006 proyek ini telah berjalan sampai sekarang. Proyek ini melibatkan anak-anak jalanan, yang dipandu dan dibimbing oleh para pemimpin/ Pembina Pramuka sukarelawan yang terlatih,” sambungnya.
Disebutkan pula bahwa sasaran target program Ticket To Life adalah anak-anak remaja dan kaum muda usia 11-16 tahun yang memiliki keterbatasan dan menghadapi situasi sulit.
Sementara cita-cita dari program ini adalah memberi kesempatan bagi anak-anak remaja dan kaum muda usia 11-16 tahun yang hidup dalam keadaan yang kurang beruntung/ sulit yang tinggal di negara berkembang sebagai bagian dalam masyarakat.
Visi besarnya adalah Self Worth (memperoleh pengakuan sebagai manusia/ dihargai), Education (pendidikan), Self Esteem (membangun kepercayaan diri), Team Spirit (menumbuhkan semangat kebersamaan/ tim), Self-exploration (eksplorasi diri), dan Personal Development (perkembangan diri untuk menjadi orang dewasa yang bertanggungjawab).
Ticket to Life di Kwarda DIY mengambil cluster anak-anak dan remaja yang hidup dengan Disabilitas, dimulai latihan pada tanggal 13 Januari 2023 bergabung dengan Gugusdepan yang berada di Pangkalan SLBN 2 Bantul.
Pemilihan SLBN 2 Bantul saat itu karena belum mempunyai pangkalan, dana, dan Pembina yang mau membidangi disabilitas, serta belum punya sanggar.
“Akhirnya TTL menggabungkan diri dengan pangkalan SLBN 2 Bantul,” ujarnya.
Lebih lanjut disampaikan bahwa nantinya apabila memiliki banyak support, bisa punya sanggar sendiri dengan bantuan dari Leader Ticket to Life sebagai Volunteer dan Pembina yang sukarela membantu.
“Tidak ada dana, kita mandiri, bergerak sendiri, maka TTL bergabung dulu dan belajar dengan Kakak-kakak Pembina Pramuka disabilitas di pangkalan tersebut,” tegasnya.
Saling melengkapi cerita, Kak Sarjita dan Kak Murjilan menyampaikan bahwa Ssifat kegiatannya yang dilakukan adalah berkelanjutan, terus menerus, bertahap, per semester, mandiri. Kegiatan ini murni dengan skema relawan yang apabila ada persetujuan dari APR, maka akan diberikan bantuan dana stimulan.
Adapun materi yang disampaikan kepada peserta didik adalah fokus kepada pembangunan karakter (materi kebangsaan, nasionalisme, patriotism, dan lain-lain), keterampilan hidup, bila memungkinkan juga hard skill dan soft skill, serta memperdalam Syarat-syarat Kecakapan Umum atau Syarat-syarat Kecakapan Khusus.
Pasukan Sultan Agung bukan pasukan penggalang biasa, tetapi sebutan khusus yang isinya adalah peserta Ticket to Life yang tergolong usia penggalang dan penegak. Dalam pasukan ini setidaknya terdapat 32 hingga 40 peserta dan unsur team leader. (ketua, sekretaris, dan bendahara).
Program ini menginduk pada Bidang Pengabdian Masyarakat di kwartir yang secara kepesertaan diserahkan kepada masing-masing Kwartir Cabang, yang masuk dalam ke-9 cluster.
Saat ini terdapat 32 anggota di Pasukan Sultan Agung Yogyakarta yang secara aktual adalah semua peserta didik di SLBN 2 Bantul Golongan Penggalang dan Penegak.
Dengan slogan We Can Do Better, kegiatan latihan dilaksanakan secara rutin setiap hari Jumat pukul 12.30 sampai dengan selesai, melibatkan pembina pramuka di gugusdepan.
Beberapa karya yang sudah dihasilkan antara lain macrame gelang, macrame pot gantung, macrame hiasan dinding. Juga terdapat macam-macam simpul ikatan menjadi dasar membuat tiang bendera tanpa pasak, jemuran baju, gapura, mendirikan tenda utama dan tenda dapur, dan lain-lain. (cst)