YOGYAKARTA — Salah satu cara untuk terus memberikan yang terbaik kepada masyarakat adalah membuat kegiatan tersebut terstruktur, masif, dan tentunya berkelanjutan. Hal ini menjadi sebuah peranan penting bagi Gerakan Pramuka yang notabene mempunyai janji untuk ikut serta dalam membangun masyarakat.
Bincang santai yang dikemas dalam Program Sapa Jogja di TVRI Yogyakarta edisi Selasa, 12 Juli 2022 menghadirkan Kak Drs. Krido Suprayitno, S.E., M.Si., Wakil Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY) Bidang Pengabdian Masyarakat, Penanggulangan Bencana, dan Lingkungan Hidup (Abdimas Gana LH).
Kak Krido menjelaskan kepada pemirsa Sapa Jogja bahwa dasar Gerakan Pramuka melakukan pengabdian masyarakat adalah Tri Satya dan Dasa Darma. Dalam Tri Satya disebutkan oleh Kak Krido bahwa pramuka ikut serta membangun masyarakat.
“Dasa Darma, Janji kita, disebutkan Cinta Alam dan Kasih Sayang Sesama Manusia, tidak pernah membedakan,” terangnya.
Selain itu, Kak Krido juga menegaskan bahwa sebagai acuan hukum, Gerakan Pramuka merujuk pada Undang-Undang Nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.
“Khususnya di pasal 3, Gerakan Pramuka merupakan sarana dalam hal Diklat (Pendidikan dan pelatihan), Pengembangan, serta Pengabdian Masyarakat dan orang tua,” ujarnya.
Secara nyata, anggota Gerakan Pramuka yang mempunyai jiwa kerelawanan, bertanggungjawab, dan mempunyai tekat mengabdi kepada masyarakat. Beberaoa kegiatan implementasikan dilakukan melalui Satuan Karya dan Satuan Komunitas yang langsung terjun ke masyarakat.
“Pramuka mengimplementasikan program pengabdian masyarakat. Pramuka itu di mana-mana, bermitra dengan pemerintah, institusi (masyarakat/non pemerintah), dan mitra lainnya,” sambung Kak Krido.
Sebagai contoh kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Pramuka DIY khususnya antara lain, kegiatan donor darah, bersih sungai, penanggulangan bencana, implementasi gugusdepan ramah lingkungan, pramuka peduli covid-19, dan kegiatan pengabdian masyarakat lainnya.
Menurut Kak Krido, anggota Gerakan Pramuka di DIY saat ini telah mempunyai kapasitas diri dengan standar minimum yang ada, karena Gerakan Pramuka menjadi bagian dari komponen Penanggulangan Bencana. Modal utama dalam pengabdian masyarkat adalah jiwa kerelawanan dan jiwa kemanusiaan, hal itu sudah dimiliki.
Selain itu ada beberapa kompetensi yang dimiliki oleh Pramuka DIY yang sesuai prosedur dan ketetapan yang ada dan statuta yang sudah diatur terkait penanganan Kebencanaan, seperti dapur umum, lingkungan, kesehatan, dan pengembangan kewilayahan.
Dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat ini, Kwarda DIY mempunyai progrm untuk mengembangkan Rintisan Kampung Pramuka. Rintisan Kampung Pramuka di DIY ini menjadi salah satu keunggulan di tingkat daerah bahkan di nasional.
Kak Krido menjelasan bahwa kawasan Rintisan Kampung Pramuka di berbagai Kabupaten/Kota yang ada di DIY merupakan satu kolaborasi, melebur jadi satu dari desa prima, desa wisata, desa tanggap bencana, diinisiasi oleh Gerakan Pramuka.
“Salah satu kriteria yang harus ada adalah adanya pelopor yang memiliki jiwa Gerakan Pramuka, baik kemasyarakatan maupun institusi,” ujar Kak Krido.
Berkaitan dengan tantangan Gerakan Pramuka saat ini adalah terkait dengan masalah sampah. Kak Krido menyampaikan bahwa Gerakan Pramuka harus berperan dalam menangani masalah sampah dari hulu ke hilir. Selain itu pembinaan karakter sesuai satya dan darma pramuka harus terus dilakukan.
Dalam kesempatan tersebut pihaknya juga menginformasikan bahwa Gerakan Pramuka di DIY terus berupaya melakukan penanganan terhadap sampah dan mendukung program Desa Hijau yang dicanangkan oleh pemerintah. (cst)