NEW CALEDONIA — Anggota pramuka utusan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY) mendapat undangan dalam kegiatan pramuka di New Caledonia, sebuah negara bagian dari kekuasaan Perancis yang berada di Pasifik.
Pramuka Kwarda DIY mendapatkan undangan ini karena merupakan bagian dari sister city antara kota Yogyakarta dengan Kota Mont Dore (salah satu kota di New Caledonia).
Delegasi Kwarda DIY datang dalam 2 gelombong, 3 orang berangkat pada Kamis (17/10/2019) dan sampai di New Caledonia pada Sabtu (19/10/2019) langsung menuju perkemahan pramuka di lokasi hutan dan pegunungan yang sangat jauh dari kota.

Tiba di lokasi, delegasi yang terdiri dari Kak Andri, Kak Tutik, dan Kak Fuad Galuh Prihananto ini disambut dengan lagu dan tarian khas selamat datang dari anggota pramuka New Caledonia dari tingkatan Cubs (Siaga), Scouts (Penggalang), maupun Pioneer (Penegak), dan Leader (Pembina). Dinginnya malam langsung terasa hilang karena begitu hangatnya sambutan mereka.
Masing-masing golongan keanggotaan pramuka ini mempunyai tempat yang berbeda untuk berkemah. Sambil menikmati jamuan makan malam, delegasi dari Kwarda DIY bercerita tentang perjalanan yang dilakukan sejak dari Indonesia menuju lokasi perkemahan.

Kegiatan hari berikutnya, Minggu (20/10/2019) diawali dengan sarapan bersama setiap golongan. Nampak para pramuka New Calodenia hanya makan roti panjang yang diolesi keju dan selai serta minum susu atau minuman coklat.
“Terharu rasanya saat apel dilaksanakan dengan menaikkan bendera pramuka New Caledonia dan di bawahnya ada bendera Pramuka Indonesia,” ujar Kak Fuad.
Kak Fuad bersama kedua delegasi lainnya kemudian berkeliling ke setiap tapak kemah masing-masing golongan untuk melihat aktivitas perkemahan mereka serta membagi souvenir.
Tidak jauh berbeda agenda kegiatan perkemahan di New Caledonia. Ada jadwal harian rutin untuk perkemahan, seperti kegiatan pagi, makan siang, istirahat sejenak, giat siang, mandi sore, makan malam, dan games malam.

Di satu sesi kegiatan, ada prosesi pelantikan dan penyematan Tanda Kecakapan Khusus (TKK) untuk Pramuka Penegak dan Penggalang. Dalam prosesi tersebut, ada anggota penggalang yang gagal dilantik karena dianggap belum rapi dan memenuhi syarat.
Catherine Daverat salah satu Pembina Pramuka New Caledonia mengaku sangat terharu melihat anak tersebut, bahkan hingga malam dan keesokan harinya, terasa kasihan, bahkan sampai saat ini bila ingat hal itu, sungguh nampak polos dan menerima konsekuensi.
“Mereka akan dilantik pada pertemuan berikutnya… ooohhh…,” ujar Catherine.
Salah satu ciri khas pramuka adalah api unggun. Dalam perkemahan tersebut juga ada agenda CampFire (Api Unggun) yang diikuti oleh seluruh golongan yang mengisi acara dengan permainan dan lagu dipandu para leader (pembina).
Api unggun yang dibuat tidak begitu besar, hanya dalam wadah semacam meja yang dapat dipindah-pindah dan dibersihkan dengan mudah. Nampak para peserta kemah ini mengikuti acara dengan sangat antusias, rapi, tertib, mengikuti setiap instruksi, terutama saat meminta ditunjuk untuk mengikuti permainan.
Selain melihat perkemahan, delegasi dari Kwarda DIY juga mengikuti proses penandatanganan Sister City Memorandum of Understanding (MoU), Mont Dore Festival, Pertemuan Pramuka dengan beberapa mitra, dan tentunya wisata ke beberapa destinasi serta berpetualang ke beberapa pulau dengan kapal pribadi Michel (Ketua Pramuka New Caledonia).
Direncanakan, Ketua Kwarda DIY Kak Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi akan hadir pada tanggal 24 Oktober 2019 dan langsung mengikuti Pertemuan Pramuka dan agenda utama sister city, serta pulang bersama semua delegasi.
Sesuai jadwal, delegasi akan meninggalkan New Caledonia pada tanggal (28/10/2019) dan dijadwalkan tiba di Yogyakarta pada tanggal 29 Oktober 2019. Perjalanan ke New Caledonia ini harus transit di Denpasar (Bali), Sidney (Australia), dan baru ke New Caledonia. (fgp/cst)