JAKARTA — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjadi narasumber yang menyampaikan salah satu agenda pokok dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gerakan Pramuka tahun 2020 di Taman Wiladatika Cibubur, Jakarta.
BNPB memaparkan kembali dan menegaskan peran Gerakan Pramuka dalam Penanggulangan Bencana yaitu, sebagai agen edukasi, kampanye, sosialisasi, pemahaman risiko bencana, Rabu (19/02/2020).
“Pramuka sebagai human sensor, memanfaatkan aplikasi inarisk, petabencana.id, open camera, dan lain-lain, untuk dilaporkan kepada Pusdalops BNPB/BPBD” ujar perwakilan BNPB dihadapan peserta Rakernas.
Selain itu, lebih lanjut ditegaskan bahwa pramuka berperan sebagai penanggap awal kejadian bencana di manapun berada, serta menjadi champion dalam Gerakan Pelestarian dan Restorasi Lingkungan.
BNPB menyampaikan, pada dasarnya saat melakukan penyelematan orang harus tahu karakteristiknya. Harus tahu apa yang harus kita lakukan sebelum, saat, dan setelah terjadi bencana
“Jangan menunggu ketika sudah terjadi emergency, karna anda kalah ketika menunggu emergency,” tegas BNPB.
Ada tiga pilar yang HARUS selalu dijaga atau diiliki dalam kaitannya dengan kebencanaan, yaitu bangunan HARUS kuat, HARUS memiliki sistem manajemen kebencanaan, dan HARUS memiliki bekal.
Dalam hal gempa, pada dasarnya bukan gempa bumi yang membunuh, tapi bangunan yang ada itu yang perlu kita kuatkan, dari sisi desain, bahan, serta konstruksinya.
Sebagaimana diketahui, Rakernas Gerakan Pramuka tahun 2020 diselenggarakan sampai dengan Jumat (21/02/2020) dengan mengusung tema Peningkatan Peran Gerakan Pramuka dalam Bela Negara dan Penanggulangan Bencana. (ttk/cst)