YOGYAKARTA — Sebanyak 9,4 juta orang diprediksi akan masuk ke DIY pada libur Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) dan libur sekolah.
Tentu saja hal ini menjadi sebuah perhatian khususnya bagi Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY) dalam mempersiapkan aksi Karya Bakti Pramuka Nataru.
Kwarda DIY telah melaksanakan beberapa koordinasi baik secara internal maupun bersama perwakilan dari Kwartir Cabang se-DIY, berkaitan dengan peran Pramuka untuk membantu program-program pemerintah, khususnya dalam Karya Bakti Nataru 2024.
Melansir informasi dari Humas Pemda DIY melalui website jogjaprov.go.id, bahwa berbagai persiapan dilakukan telah dilakukan Pemda DIY, terutama adanya kemungkinan banyaknya wisatawan. Apalagi, DIY juga berstatus siaga darurat bencana hidrometeorologi pada 24 November 2024 sampai 2 Januari 2025.
Dalam Rapat Koordinasi Forum Koordinasi Pimpinan Daerah yang dipimpin Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, Senin (16/12/2024) di Ndalem Ageng, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Sri Paduka menyebutkan bahwa Pemda DIY mengutamakan pengamanan akses menuju destinasi wisata yang rawan bencana alam.
Nantinya, akan dilakukan antisipasi seperti misalnya memberikan informasi dengan penambahan-penambahan rambu-rambu pada daerah rawan bencana. Meskipun kondisi DIY sedang darurat bencana hidrometeorologi, namun, DIY tidak bisa serta merta menutup akses wisatawan untuk datang ke DIY.
“Kita lebih kepada pencegahan saja karena peningkatan eskalasi kebencanaan kan tidak mungkin kita hindari dan itu berlaku hampir di seluruh wilayah,” ungkap Sri Paduka.
Mitigasi bencana sangat diperlukan guna memastikan keamanan dan kenyamanan masyarakat dan wisatawan yang datang. Hal ini menurut Sri Paduka bukan hanya soal alat berat dan logistik, tetapi juga kesiapan mental dan edukasi masyarakat.
Sementara itu, Sri Paduka menyebut, antisipasi juga dilakukan terkait dengan arus lalu lintas. Pembukaan jalan tol baru di DIY juga diperkirakan akan meningkatkan jumlah kendaraan yang masuk.
DIY menurut Sri Paduka memiliki dukungan teknologi canggih melalui sistem smart provinces yang mampu memantau arus lalu lintas secara digital. Sistem ini menurut Sri Paduka sangat membantu dalam pengawasan kendaraan yang masuk dan keluar DIY.
“Kita bisa memantau jumlah jenis kendaraan, pengunjung, bahkan profil mereka, termasuk jenis kelamin, dengan teknologi face detection. Ini memberikan data yang lebih rinci dan sangat membantu pengelolaan lalu lintas,” ungkap Sri Paduka.
Sementara itu, terkait dengan pengamanan, Wakapolda DIY Adi Vivid menyampaikan, Polda DIY telah menyiapkan 20 pos pengamanan termasuk pos pelayanan dan pos terpadu yang digelar di seluruh wilayah DIY. Wilayah di kawasan kuliner dan di titik nol Malioboro dipastikan terjadi kemacetan.
“Saya menghimbau untuk masyarakat Jogja untuk bersabar, dan kami memberikan arahan untuk para wisatawan. Biasanya orang Jogja tahun baru jarang keluar kan,” ungkap Kak Adi.
Berdasarkan pantauan mudik-balik pada masa Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 diprediksi puncak pergerakan orang maupun kendaraan terbagi menjadi tiga. Arus masuk I akan terjadi pada Selasa (24/12), arus masuk II pada Selasa (31/12) dan arus balik pada Rabu-Kamis, 01-02 Januari 2024.
Polda DIY akan segera menyiapkan pasukan untuk mengamankan libur Nataru selama 12 hari, melalui operasi Lilin Progo 2024. Sebanyak 1.858 personel Polda dan polresta akan disiapkan untuk mengamankan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
Di DIY menurutnya juga dipasang kamera face recognition yang ada dalam program Jogja Smart. Pemasangan akan dilakukan pada 7 titik.
“Tentunya titiknya tidak bisa saya kasih tahu ya, karena di situ akan memantau pergerakan wajah setiap orang yang masuk di wilayah itu. Jadi, kalau misalnya orang ini terdata bahwa ini buronan, teroris, pasti kita langsung dapat informasi,” jelasnya.
Plt. Kepala Dinas Pariwisata DIY, Kak Aria Nugrahadi dalam kesempatan tersebut menjelaskan, guna memberikan kenyamanan lebih pada wisatawan, pihaknya memberikan terobosan inovasi CCTV Real Time. Aplikasi ini akan memberikan informasi terkait dengan kondisi destinasi wisata. Baik itu kondisi jalan, kepadatan, hingga cuaca terkini.
“Ketika wisatawan bisa mengakses informasi, mereka tahu secara real time tujuan wisatanya dalam kondisi cuaca seperti apa,” kata Kak Aria.
Rambu-rambu sesuai dengan instruksi Wagub DIY, sudah dipasang di titik-titik rawan. Terkait dengan destinasi wisata, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Kabupaten/Kota untuk mengidentifikasi risiko-risiko destinasi wisata yang ada di Kabupaten/Kota, khususnya pada poin wisata pantai atau laut.
Kak Aria berharap, seluruh pengelola wisata, baik yang ada di pemerintah maupun masyarakat sudah memiliki kesiapan dan serangkaian upaya untuk mitigasi.
Oleh karena itu ia menegaskan, diperlukan upaya-upaya untuk melakukan mitigasi terhadap tren yang ada, dan tentu saja tren tersebut bisa menjadi tren yang berkelanjutan. (*)