YOGYAKARTA — Satuan Komunitas Pramuka (Sako) Sekawan Persada Nusantara (SPN) Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar Kemah Santri di Komplek Pondok Pesantren Nur Azizah, Sebaran, Sidoarum, Godean, Sleman.
Kemah Santri dilaksanakan selama dua hari mulai Sabtu, 21 Oktober sampai dengan Minggu, 22 Oktober 2023 dan diikuti oleh total 250 peserta yang terdiri santri Pondok Pesantren di Bawah Naungan LDII DIY, PP Nur Azizah (NA) Godean Sleman, PPM Ar Royyan Gondokusuman Yogyakarta, PPM Graha Cendekia Maguwoharjo Depok, PP Nur Aisyah (NA) Pulokadang Bantul, PPPM Baitussalam Mantrijeron Yogyakarta, PP Al-Barokah Bantul, PP Insan Mulia Sleman.
Kak Suraji Widarta, Wakil Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY) Bidang Pembinaan Anggota Dewasa (Binawasa) yang membuka secara resmi Kemah Santri pada Sabtu (21/10/2023) menyampaikan bahwa pihaknya mengapresiasi kegiatan ini.
“Pertama kali kami datang tadi sungguh luar biasa,” ujarnya usai upacara pembukaan.
Menurut Kak Suraji, keberagaman bukan merupakan hal yang tidak baik, ternyata keberagaman dalam gerakan pramuka dalam santri itu merupakan satu kekuatan dan dalam menjalankan ibadah ukhuwah islamiyah nantinya bagi gerakan pramuka, khususnya pada adik-adik santri yang tadi sudah mengikuti upacara pembukaan dengan sangat luar biasa
Kak Suraji menyampaikan bahwa nilai-nilai ke-Jogjaan atau sekarang disingkat dengan PKJ di dalam sekolah-sekolah itu sangat penting. Karena sebagai manusia kita adalah insan yang berkomunikasi dengan lainnya, berbudaya.
“Budaya ini akan menghasilkan nilai-nilai santun, nilai-nilai tata krama, nilai-nilai khusus lainnya yang berada di DIY. banyak sekali nilai-nilai sejarah, nilai nilai budaya yang bisa kita terapkan,” tegasnya.
Lebih lanjut Kak Suraji menyebutkan beberapa hal terkait hubungan, bahwa komunikasi dengan yang lain, bagaimana kita menyapa orang lain, bagaimana kita menyambut kedatangan orang lain, bagaimana kita tidak menyombongkan diri kita masing-masing.
Dalam kesempatan tersebut Kak Suraji mengucapkan terima kasih karena memberi warna tersendiri di DIY dalam gerakan pramuka dengan adanya Sako, dan kali ini dengan kegiatan Kemah Santri.
Pihaknya juga berharap kegiatan ini bisa menjadi bekal-bekal pesan bagi peserta didik, santri-santri yang nanti diharapkan menjadi pemimpin bangsa yang handal yang iman dan takwa kepada Allah SWT.
“Kami harapkan untuk tahun yang akan datang, bila diselenggarakan lebih meriah lagi lebih banyak lagi, sehingga ukhuwah islamiyah santri akan bisa lebih baik di masa yang akan datang,” pungkasnya.
Dalam kemah yang bertujuan melatih Penerapan Pendidikan Khas Kejogjakartaan dalam konsep kepramukaan, melatih Kehidupan manusia secara individu, serta melatih Kehidupan sosial intra kemah, tersebut juga dihadiri oleh Dewan Penasihat DPW LDII DIY Kak H. Sugiyarta, S.H., M.M.
Kak Sugiyarta sebagai dewan penasehat DPW LDII DIY menaruh harapan besar bahwa Kemah Santri SPN DIY ini wahana untuk membina para generasi muda bisa menyiapkan diri untuk menghadapi Indonesia emas tahun 2045,
“Kita siapkan anak-anak ini supaya nanti bisa tidak hanya sebagai objek tapi betul-betul menjadi subjek, sebagai pelaku di dalam pembangunan di negara kita,” tegasnya.
Sementara itu Kak Sarjita, S.M., LMT Pimpinan Sako SPN Tingkat Daerah DIY dalam keterangannya menyebutkan bahwa pentingnya PKJ itu biar memberi warna. Dalam PKJ ternyata setelah kita belajar semalam itu hampir sama dengan Karakter kita, semuanya hampir sama.
“Termasuk ngapurancang seperti ini (mempraktikkan gaya), terus jempol itu ada di PKJ. Jadi harapannya kita sinkronkan karakter PKJ dengan yang ada dalam Pendidikan kepramukaan di SAKO SPN DIY,” ujarnya.
Disampaikan pula oleh Ketua Panitia Kak Agus Sugita, S.Pd. dengan kemah ini diharapkan adik-adik kita membiasakan diri mencintai hal-hal yang berkaitan dengan Yogyakarta, unggah ungguhnya, budayanya, kemudian pendidikan yang bisa kita terima di Jogja ini.
___