GUNUNGKIDUL — Musim panca roba sudah mulai berlangsung di seluruh wilayah Indonesia. Peralihan musim kemarau ke musim penghujan ini mengharuskan kita untuk persiapan menghadapi datangnya musim penghujan.
Guna mempersiapkan diri menghadapi musim penghujan yang akan datang, maka Save Rescue Indonesia mengundang para relawan di tingkat Kabupaten Gunungkidul agar bersiaga menghadapi musim hujan. Belajar dari pengalaman yang sudah-sudah, Gunungkidul merupakan kawasan pegunungan, tetapi juga rawan bencana banjir, tanah longsor, kekeringan, dan bencana alam lainnya.
Para relawan ini mengikuti Apel Siaga Relawan dan Diskusi Penanganan Bencana Hydro-Metrologi di Gunungkidul yang diselenggarakan 1 November 2019 di gedung Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Gunungkidul.
Apel Siaga Relawan yang bertema “Persiapan Menghadapi musim Pancaroba dalam kaitannya dengan Penanaganan bencana Hydro-meteorologi di Gunungkidul” ini dimulai pukul 14.30 dan dihadiri kurang lebih 39 peserta meliputi berbagai elemen, seperti Pramuka Peduli, PLN, SAR Linmas, RAPI, BASARNAS, IKARAGIL, Tagana, ICT, Bagana, ICG, Peduli muslim, dan relawan lainnya.
Hadir sebagai narasumber dalam Apel Siaga Relawan ini tim dari Basarnas, Kak Edi, serta Agus Wibawa Kepala Seksi Mitigasi dan Kesiapsiagaan BAdan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul.
Kak Edi mengemukaakan bahwa relawan sangat dibutuhkan untuk penanggulangan bencana mengingat keterbatasan jumlah personil Basarnas, maka dari itu basarnas mengucapkan terimakasih dan juga selalu siap sedia membantu segala kesulitan dilapangan.
“Harapan ke depan, agar jalinan kerjasama ini tidak putus dan selalu bersinergi dalam mengatasi segala bentuk bencana,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh BPBD Gunungkidul yang diwakili Kak Agus Wibawa. Pihaknya menyampaikan bahwa kekurangan personil di BPBD menjadi kendala dalam penanganan bencana, untuk itu relawan sangat dibutuhkan.
“Bencana di musim kemarau di antaranya kekeringan, kemudian banjir di musim penghujan yang terjadi karena Gunungkidul merupakan muara-muara dari banya sungai dari berbagai wilayah,” ujarnya.
Lebih lanjut Kak Agus menyampaikan bahwa hingga saat ini BPBD masih menerima bantuan air yang disalurkan ke daerah yang membutuhkan.
“Ini dikarenakan musim pancaroba, walau sudah hujan, tetapi air hujan belum dapat memenuhi kebutuhan warga. Bahkan banyak warga yang gagal panen karena musim kemarau panjang,” imbuhnya.
Kak Agus juga menegaskan bahwa berkat relawan, semua kesulitan dapat diatasi. Banyak tenaga profesional yang turut membantu. Semua harus segera berbenah untuk menghadapi musim penghujan.
Rangkaian agenda Apel Relawan ini juga diisi dengan diskusi menampung segala aspirasi para relawan guna menghadapi bencana. Antusias para relawan menambah semaraknya diskusi tersebut. Salah satunya dari Kak Wardi yang menceritakan tentang penanganan sumber mata air baru di daerah Semin.
Ada pula dari PLN, pernah menangani kasus pohon tumbang yang mengenai jaringan listrik dan sering terjadi. Namun dengan bantuan para relawan mereka mampu mengatasi dengan aman dan akurat.
Dalam kesempatan ini, pihak Basarnas juga menghimbai agar para relawan selalu menyampaikan kepada seluruh masyarakat warga untuk sadar bencana. Selain itu dari panitia penyelenggara juga berpesan bahwa Gunungkidul harus waspada, baik dimusim hujan maupun kemarau, mengingat banyaknya bencana yang ada di daerah tersebut.
____
Pewarta : Sri Sulastri
Editor : Tim Media Kwarda DIY