YOGYAKARTA — Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY) mendapat kunjungan dari puluhan pelatih pembina pramuka yang tergabung dalam komunitas pelatih usia senior dari seluruh Indonesia, Minggu (08/01/2023).
Para pelatih usia senior yang sedang menyelenggarakan kegiatan temu kangen di Yogyakarta sejak Sabtu (07/01/2023) tersebut mampir ke Kwarda DIY untuk bersilaturahmi dan mengenal Pramuka Istimewa serta Kampung Pramuka.
Sesuai informasi, rangkaian kegiatan pertemuan komunitas pelatih usia senior di Yogyakarta ini akan berlangsung hingga Senin (09/01/2023).
Sedikitnya ada 65 pelatih usia senior yang memiliki rentang usia di atas 60 tahun bahkan ada yang paling senior adalah 86 tahun berkunjung ke Kwarda DIY dan diterima oleh perwakilan pimpinan.
Kak Dwi Nuraini, salah satu pelatih senior di DIY menyebutkan bahwa kegiatan pertemuan semacam ini berawal dari gagasan beberapa pelatih pembia pramuka putri yang sempat bertemu di Cibubur pada tahun 2018.
“Untuk mempunyai wadah khusus agar bisa beraktivitas sesuai komunitas usianya, waktu itu yang hadir sekitar 8 orang di bawah pimpinan kak Asiah Bandung, karena kami menyadari bahwa harus mulai membatasi diri, memberikan kesempatan kepada kakak usia muda dalam arti kami tetap bisa aktif mengikuti sesuai kemampuan kami,” ujarnya saat dihubungi.
Tahun 2019, lanjut Kak Dwi, pihaknya bersama beberapa pelatih mengadakan pertemuan di Bandung. Pelatih putri yang hadir ada kurang lebih sekitar dua puluh orang, batas usia di atas 60 tahun.
“Kami hanya temu kangen saja, tetapi disela-sela itu kami ingin men-support setiap kegiatan kepelatihan yang diselenggarakan. Tidak ada tujuan apa-apa awalnya, hanya temu kangen dengan biaya mandiri. Di sini kegiatan kami namai BandungKangen,” imbuhnya.
Tahun 2022 Kak Dwi bertemu dengan Kak Asiah yang saat itu berkunjung ke Yogyakarta, merencanakan kegiatan seperti di tahun 2019.
“Dan hasil kesepakatan kami akhirnya ditanggal 7, 8 dan 9 kami adakan kegiatan ini,” terangnya.
Kak Dwi juga menegaskan bahwa pertemuan ini hanya kegiatan bersama pelatih usia senior ( lebih dari 60 tahun) seluruh Indonesia dan tidak ada hubungannya dengan kwarnas maupun Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kepramukaan tingkat Nasional (Pusdiklatnas).
“Jadi kami gunakan istilah Nasional seperti di Banner karena pesertanya dari seluruh Indonesia,” pungkasnya.
(lia/bas)