YOGYAKARTA — Mewakili Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Ka Kwarda DIY) Kak GKR Mangkubumi, Kak Dijah Inprijati, Andalan Daerah Urusan Lingkungan Hidup menjadi Narasumber Talkshow Peran Wanita dalam Pelestarian Lingkungan Hidup dan Hutan Berkelanjutan, Sabtu (04/03/2023).
Talkshow yang diselenggarakan dalam rangkaian Indonesia Green Forestry Environment Expo 2023 tersebut menghadirkan 3 perempuan hebat yaitu, Kak Dijah Inprijati dari Kwarda DIY; Kak Ir. Sinta Saptarina Soemiarno, M.Sc, Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; serta Kak Dr. Ir. Tatik Suhartati, M.P. Dosen Instiper Yogyakarta.
Dipandu moderator Kak Nuke Mutikania Mulyana, S.T., M.Si., masing-masing narasumber memaparkan sesuai dengan bidangnya masing-masing terkait dengan peran perempuan secara umum pada pelestarian lingkungan hidup dan hutan.
Yang pertama menyampaikan materi adalah Kak Sinta. Ia menyebutkan harus ada kesetaraan antara laki laki dan perempuan, dalam pengelolaan lingkungan dan hutan lestari.
“Laki-laki dan perempuan harus mempunyai akses yang sama, perempuan jangan sampai ketinggalan dalam pengelolaan lingkungan dan hutan berkelanjutan,” ujarnya.
Dilanjutkan dengan materi dari Kak Tatik, ia memaparkan perubahan iklim dan kenaikan suhu sangat dirasakan saat ini, sehingga perlu melakukan beberapa hal untuk menghadapinya.
Pemerintah telah mencanangkan peraturan yang mengadopsi langkah-langkah bagaimana kita menanggulangi perubahan iklim, mitigasi, dan adaptasi dalam menghadapi tantangan tersebut
Menurutnya, perempuan jumlahnya lebih banyak daripada laki-laki punya potensi besar dan harus bisa ikut andil menyukseskan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim ini.
“Perempuan (semua usia), bisa menjadi agen perubahan, berbicara lingkungan hidup dan hutan, andil dalam melestarikan hutan pada kehidupan keluarga, atau dimanapun kita berada,” ujarnya.

Sementara itu Kak Dijah, mengawali paparannya dengan tayangan video yang menceritakan kiprah gerakan pramuka dalam peduli dan melestarikan lingkungan. Yaitu dokumentasi deklarasi kampung proklim di kampung pramuka Sangurejo, Sleman.
Dijelaskan Kak Dijah bahwa perempuan dan lingkungan merupakan perpaduan interaksi yang indah. Pramuka atau perempuan bisa menjadi penggiat Lingkungan Aktif. Sebagaimana yang telah dilakukan kerjasama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan Kwartir Nasional.
“Dalam hal ini implementasinya di Kwarda DIY bersama dengan Saka Wanabakti, Saka Kalpataru, dan gugusdepan,” terangnya.
Dalam kesempatan ini Kak Dijah berperan agar semua perempuan khususnya bisa lebih semangat dalam pengelolaan lingkungan. Ia mengajak semua peserta talkshow yang terdiri dari masyarakat, mahasiswa, dan juga pramuka, bisa bersama-sama mengelola lingkungan agar lebih kondusif.
__
Pewarta Istimewa : Kak Niken Dwinda