YOGYAKARTA — Sri Sultan Hemengku Buwono X selaku Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta sekaligus Ketua Majelis Pembimbing Daerah (Ka Mabida) memberikan restu atas pembangunan museum Pramuka yang proses penandaan atau nitik siti-nya diselenggarakan sebagai rangkaian kegiatan peringatan Hari Pramuka ke-60 tingkat nasional.
Sambutan secara virtual tersebut diawali dengan menyampaikan gagasan Sri Sultan Hamengku Buwono IX terkait peralihan kepanduan menjadi kepramukaan. Gagasan Renewing of Scouting dari Kak Sultan HB IX menekankan pada keikutsertaan Gerakan Pramuka dalam pembangunan masyarakat.
“Berbekal greget Indonesia-Tangguh, Indonesia-Tumbuh, para Praja Muda Karana adalah generasi tangguh bencana pandemi yang sudah teruji. Karena dibina oleh keadaan, ditempa oleh pengalaman dan disatukan oleh tujuan dalam Gerakan Pramuka,” ujar Ka Mabida.
Pramuka, berasal dari kata poromuko yang berarti dalam sebuah peperangan. Pramuka, merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang berarti jiwa-jiwa muda yang berkarya. Gerakan Pramuka Indonesia sejak dulu merupakan alat perjuangan sekaligus sebagai agen perubahan.
Di saat pandemi COVID-19 pramuka memiliki peran penting untuk aktif membantu penanganan COVID-19. Semangat, daya juang, empati, dan solidaritas yang tinggi menjadian modal sosial untuk memberikan kontribusi bagi masyarakat.
“Jadikan tahun 2021 sebagai tahun bakti pramuka, dengan spirit landheping driya pambuko budhi, melalui segala daya upaya dan doa dalam mencegah perluasan pandemi dalam semangat tyas manembah ambrasta cintraka,” tegas Ka Mabida.
Lebih lanjut Sultan HB X menjelaskan bahwa hadirnya Museum Gerakan Pramuka di Yogyakarta sebagai wujud apresiasi atas dedikasi Sri Sultan Hamengku Buwono X. Pihaknya berharap keberadaan museum tersebut mampu menjadi pengingat dan pemicu semangat para Praja Muda Karana untuk meneladani beliau, baik sikap, perilaku, dan dedikasinya untuk Gerakan Pramuka pada khususnya.
Selain itu melalui Museum Gerakan Pramuka, diharapkan dapat memelihara dan menjaga sejarah kepramukaan, menguatkan karakter dan identitas masyarakat DIY, mewujudkan pemeliharaan nilai-nilai budaya, mengembangkan kebudayaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Peran pramuka sebagai agen perubahan perilaku, dapat menjadi teladan serta menyosialisasikan penerapan protokol kesehatan. Pramuka sebagai generasi tangguh harus hadir secara nyata di tengah masyarakat untuk membantu memutus rantai penyebaran COVID-19,” harapnya.
Sultan HB X juga mengajak untuk bersama-sama menghidupkan jiwa Pramuka-Pengabdi sebagai sosok yang melayani, Pramuka-Akademisi yang inovatif, serta Pramuka-Peduli yang melindungi dan berbagi.
Pada akhir sambutannya, Ka Mabida berdoa agar Gerakan Pramuka DIY khususnya selalu mampu menunaikan misi kemanusiaannya dan bergerak di jalan lurus-Nya, sehingga mampu mengaktualisasikan darma baktinya bagi kepentingan rakyat, bangsa dan negara di tengah pandemi COVID-19 dengan segala variannya ini. (*)