YOGYAKARTA — Kak Edy Heri Suasana, Wakil Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY) Bidang Organisasi, Manajemen, dan Hukum, serta Pelaksana Tunas Wakil Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat, Penanggulangan Bencana, dan Lingkungan Hidup sampaikan paparan terkait Gudep Aman Bencana.
Paparan disampaikan oleh Kak Edy dalam kegiatan Koordinasi dan Konsolidasi Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) DIY untuk Keberlanjutan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di DIY, Jumat (11/08/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Kak Edy menyampaikan peran Pramuka dalam mendorong pentahelik untuk pengembangan SPAB melalui Gudep Aman Bencana di Aula Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Lantai II Gedung Sayap Timur.
Mengawali paparannya, Kak Edy menyampaikan gambaran informasi bencana yang terjadi dan berdampak pada sekolah-sekolah yang ada di DIY dalam kurun waktu sejak 2019. Menurutnya, ada lebih dari 10 ribu sekolah terdampak bencana dan lebih dari 10 juta siswa terdampak kondisi ini.
Terkait hal itu, Kak Edy memberikan informasi terkait dengan Kerangka Implementasi Gudep Aman Bencana khususnya di wilayah Kwarda DIY yang mengacu pada kebijakan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Salah satu hal yang dilakukan adalah peningkatan dan pengembangan kapasitas pembina sebagai fasilitator SPAB di Gugusdepan.
“Melalui Gudep Aman Bencana ini diharapkan akan terwujud duta muda pengurangan risiko bencana dan menumbuhkembangkan budaya dan lifestyle kesiapsiagaan darurat bencana,” terang Kak Edy.
Kak Edy juga memberikan gambaran secara terstruktur terkait kebijakan Gerakan Pramuka 2014-2045, Dasa Karya Gerakan Pramuka 2018-2023, serta program Komisi Pengabdian Masyarakat Kwartir Nasional yang didalamnya juga terkait dengan optimalisasi Kampung Pramuka.
“Setidaknya dalam 7 Prioritas Kwartir Nasional tahun 2022-2023 ada satu yang mengarah kepada menciptakan Gerakan Kerelawanan dan Kepedulian yang kuat, terpercaya, dan massif, sebagai bukti positif keberadaan Gerakan Pramuka bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” tegas Kak Edy.
Lebih lanjut juga disampaikan terkait dengan kiprah atau partisipasi Pramuka Peduli dalam penanggulangan bencana mulai dari pra bencana, saat bencana, serta pasca bencana.
Mendasar pada SK Kwarnas nomor 248 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Pramuka Peduli Penanggulangan Bencana, Kak Edy menjelasakan skema cakupan substansi per golongan Pramuka. Yaitu, pengenalan dan praktik PRB; Siaga dengan porsi pengenalan lebih banyak, penggalang meningkatkan porsi praktik, penegak/pandega lebih banyak kepada respon atau aksi.
Kemudian secara rinci juga disebutkan mekanisme penanganan bencana pada satuan pendidikan, khususnya pada pelaksanaan 3 pilar pra bencana, yaitu fasilitas pembelajaran yang aman bencana, manajemen bencana, serta pendidikan pencegahan dan pengurangan risiko bencana.
Tentunya pada konsep implemenasi SPAB berbasis di Gugusdepan ini harus berprinsip keberlanjutan dan melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah, perguruan tinggi, dunia usaha, masyarakat secara langsung, serta media.
Kak Edy juga menjelaskan terkait strategi, kebijakan, pedoman, proses, alur, pendekatan, serta panduan implementasi gudep aman bencana, termasuk didalamnya ada konsep penghargaan sebagai salah satu ciri khas Gerakan Pramuka.
Salah satu penegasan yang disampaikan kembali oleh Kak Edy menutup paparannya adalah Mendorong PENTAHELIK secara sinegris dan kolaborasi atau kerja bersama Kwarnas-Kwarda-Kwarcab dan Pembina Pramuka yang merupakan kunci keberhasilan Edukasi Kebencanaan berbasis di Gugusdepan.
Direncanakan pada bulan September 2023 nanti, Kwarda DIY akan menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Gudep Aman Bencana bagi pembina Siaga, Penggalang dan Penegak dengan jumlah sasaran 25 pembina. (cst)